Bone Bolango,Gorontalo-(kabarsindikat.id)Santer isu pelaporan PETI Wilayah Pertambangan Rakyat di Kabupaten Bone-Bolango akan ditertibkan melalui isu yang beredar sejak beberapa hari terakhir tanpa identitas pelapor yang jelas.(11/10)
Rahmat kasadi salah satu massa aksi dalam penolakan sosialisasi amdal GM (Gorontalo Mineral) di Rumah Makan Samudra Kompleks pelabuhan Ferry pada tahun 2011 angkat bicara,ia menjelaskan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak membenturkan rakyat penambang bone bolango dengan isu-isu murahan.
Persoalan tambang rakyat bone bolango seharusnya sejak dahulu diperhatikan oleh Pemerintah untuk ditetapkan sebagai WPR, namun berpuluh – puluh tahun Pemerintah acuh terhadap rakyat penambang di Bone Bolango.
Konflik antara Penambang Rakyat Bone Bolango dan Investastor PT. Gorontalo mineral sudah semakin carut-marut dan berkepanjangan, hingga kini kinerja Pansus Pertambangan DPRD Provinsipun belum menghasilkan sesuatu yang berarti selain rapat dan konsultasi.
“Persoalan tambang Rakyat Bone Bolango seyogyanya akan mendapatkan titik terang jika sedari awal Pemerintah Daerah baik Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo benar – benar serius dalam membantu Penambang Rakyat Bone-Bolango dalam pengurusan dan pengajuan WPR. Kan 2010 sudah pernah ada pembahasan WPR di DPRD Kabupaten Bone Bolango yang berlanjut ke tingkat DPRD Provinsi Gorontalo, seharusnya ini diseriusi. Namun hingga saat ini, Penambang Rakyat Bone Bolango justru tidak mendapatkan kepastian tentang wilayah yang telah dikelolal berpuluh – puluh tahun yang di klaim oleh PT. Gorontalo Mineral yang saat ini tengah digugat di PTUN Jakarta” Tegas Rahmat.
Saat di konfirmasi oleh tim media,ia menyampaikan bahwa hanya ingin berpesan kepada Pembuat isu terkait tokoh- tokoh yang mereka sebut menjadi objek yang harus di tertibkan adalah mereka yang telah banyak kontribusinya di daerah terkhusus bone-bolango
“Saya hanya ingin menyampaikan sama yang membuat isu,jangan terlalu menggiring publik dan seolah tutup mata kepada orang tua kita ini, beliau-beliau ini Ka Ipin, Ka Ajo, H. Osi, Ka Ka uyun, Ka Ardhan, Ka Ucu, dan Ka Hendrik adalah garda terdepan saat masyarakat mendapatkan musibah, kita sebut saja pada saat banjir bandang tahun 2020 beberapa wilayah kecamatan di Suwawa terdampak banjir bahkan jalan Pinogu terputus sejumlah 23 titik para tokoh – tokoh itulah yang terlebih dahulu turun tangan dalam membantu masyarakat sebelum Bantuan Pemerintah yang terlalu ribet dengan birokrasi untuk menurunkan bantuan”.Jeasnya.
Di akhir dialognya Rahmat kembali menekankan agar janganlah publik atau kelompok tertentu mengusik para tokoh yang telah banyak membantu rakyat, dan berharap Pemerintah Bone-Bolango untuk segera mencarikan solusi wilayah yang dikelola oleh penambang untuk menjadi WPR karena bila hal ini tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan peristiwa 2010 yakni perlawanan Rakyat Penambang akan kembali terulang” Jika pemerintah Bone-Bolango seolah tutup mata dan isu penertiban semakin panas jangan salahkan kami jika peristiwa perlawanan di tahun 2010 akan terjadi lagi bahkan saya memastikan akan lebih besar dari gelombang perlawanan rakyat yang ada di kabupaten Pohuwato” tutup Rahmat Kasadi.
Redaktur NM