Pohuwato-(kabarsindikat.id) Agenda Konsultasi Publik Terkait Revisi Blok Pengelolaan dan Rencana Pengelolaan jangka panjang Cagar Alam Panua yang dilaksanakan oleh BKSDA Sulut bersama Polres Pohuwato bertempat di Marina Beach Resort nyatanya mendapat atensi besar dari para Lurah dan Kepala Desa se Kabupaten Pohuwato. (02/10)
Pasalnya Dialog Terkait pengelolaan Cagar alam ini tak jauh menyentil persoalan PETI yang makin carut-marut di Kabupaten tercinta Pohuwato.Salah satu Lurah kecamatan Paguat, Abdul Muthalib Karim yang akrab di sapa ustadz Otan buka suara.
“Kalau bicara rakyat ini bapak-bapak, kecil kasian, kecil !. Empat Lima baket (pengolahan tambang_red) untuk rakyat sudah cukup untuk menghidupi mereka. Sudah cukup untuk membiayai anak-anak mereka kuliah, anak-anak mereka makan, Jadi siapa sebenarnya dalang yang harus di tertibkan?. Ya Beliau-beliau yang ada di dalam! ” Ucap Abdul Thalib dengan nada tegas.
Ia pun menjelaskan bagaimana bisa kita menertibkan pertambangan ilegal ini jika yang di hadapi hanya kaki tangan ‘beliau-beliau’ . Sementara para ‘gerbongnya’ ada di dalam badan kita.
Dalam sanggahannya, Lurah Libuo ini menyatakan permohonan maaf kepada Kapolres dan semua instansi-instasi Terkait yang hadir karena ia tak bermaksud menjelekkan instansi apapun yang notabene poksinya adalah mengayomi rakyat.
“Saya tutup sanggahan saya dengan satu firman kalamullah, telah terjadi kerusakan di muka bumi ini disebabkan tangan-tangan manusia, olehnya semua ini kitalah penyebabnya, makanya kita yang harus benar-benar bergerak nyata dalam mencari solusi persoalan PETI ini” tutupnya.
TIM REDALSI PW. Investigasi